Menghilangkan Kandungan Sianida Pada Singkong
Ketela atau singkong merupakan tanaman umbi-umbian yang banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia. Singkong dengan nama latin Manihot Utillissima L ini banyak dijumpai di Indonesia. Kita dapat menjumpai jajanan singkok ini biasanya dalam bentuk kripik, ubi rebus, goreng dan sebagainya.
Menurut penelitian, ubi kayu memiliki kandungan racun yang bisa membuat pemakannya pusing atau bahkan mengalami kematian. Untuk pengolahan ubi kayu supaya kandungan racunnya tidak terlalu banyak dapat dilakukan dengan meletakkan terlebih dahulu selama 24 – 48 jam hingga kering pada saat selesai dicabut, setelah itu baru bisa di masak. Salah satu tanda bahwa ubi kayu masih mengandung racun adalah rasa pahit dan ini perlu diingat untuk mencegah hal yang tidak diinginkan.
Sebelum memasak ubi kayu, penulis sarankan untuk memotong kecil-kecil terlebih dahulu dan dijemur di bawah sinar matahari yang bertujuan agar terjadi penguapan HCN serta jangan lupa untuk mencucinya untuk melarutkan sisa-sisa HCN dan KCN serta dibilas lagi sampai bersih dan sekarang singkong sudah aman untuk dimasak dan dikonsumsi.
Memang trend konsumsi singkong ini sudah ada sejak zaman dahulu. Ketika masa perang dan penjajahan Belanda di Indonesia, nenek moyang kita sudah banyak yang mengkonsumsi sebagai bahan pangan. Nah, beranjak dari situ trend singkong ini semakin hari semakin banyak peminatnya dan untuk itu terus lestarikan makanan nenek moyang kita serta jangan lupa untuk mengelolanya dengan baik agar racun yang terkandung didalamnya tidak menjadi boomerang untuk tubuh.
No comments
Comment with good, polite and obey the rules that have been created, the policy details can be found in the Terms of Service (TOS) at CAK OTOTECHNO ™ Blog's.